Wednesday, November 23, 2011

Dia Selalu Di Hati

DIA SELALU DI HATI
Memories with Lidia Aprida Wahab









Assalamu’alaikum Warohmatullohi wa barokatuh..

Hmm..
Aku ngga tau mesti mulai dari mana. Rasanya sulit untuk berkata-kata. Ada rasa sesak tak jelas kalau aku inget sama kak Dia. Kak Dia itu siapa?
Oke deh, aku bakal cerita..

Namanya Lidia Aprida, tapi nama panggilannya adalah Dia. Lucu ya.. hehe. Kak Dia lahir pada 2 April 1986. Semua yang suka nonton Reality Show Penghuni Terakhir di Antv pasti tau siapa Lidia Aprida. Dia adalah juara ke-3 Petir 2010. Kak Dia masuk Grand Final bersama Iin dari Jogja, dan Toni dari Surabaya. Kak Dia sendiri berasal dari Audisi kota Palembang, tapi kak Dia asli Lampung. Satu yang aku ingat kalau kak Dia mempromosikan dirinya di Petir, kata-katanya yaitu, “buat wong kito galo” ternyata artinya “buat orang kita semua”, hehe. (iseng-iseng aku nanya ama kak Dia apa artinya).
Orang yang suka nonton Petir heran kalau aku mendukung jagoanku tak lain dan tak bukan adalah kak Dia. Kenapa? Menurut mereka kak Dia itu orangnya jutek, sinis, dan macem-macem lainnya. Memang menurutku juga kak Dia terlihat jutek, hehe. Tapi ngga tau kenapa, sosok kak Dia di Petir itu adalah cewek yang tangguh, Karismatik, independent, ngga mau disetir orang, ngga mudah dihasut, meskipun ia dalam keadaan tersudut. Bahkan senyum sinisnya yang tipis mempunyai keunikan tersendiri. Menurut orang yang ngga suka nonton Petir, Petir adalah acara ngga berguna, banyak bo’ongnya. Terlebih memang karena banyak terlibat emosi. Tapi aku tetep nonton, kenapa? ya aku terlanjur ngefans ama kak Dia. Segemuruh apapun omongan orang tentang Petir, selagi kak Dia masih ada di rumah itu, teteup.. tongkrongin terus itu acara. Heuu

Tuesday, November 22, 2011

Aku ingin..

Hai rumahku.. ketemu lagi ya, maaf kemarin ga masuk ke sini karena gak bawa kunci pintu, hehehe

Kadang aku suka aneh, atau lebih tepatnya manusialah yang suka aneh. (hihi, ngeles) 


Yang aku rasakan sekarang adalah hidupku datar. Dataaaar banget. Ngga naik ngga turun, tetapseperti ini tanpa ada perubahan. Tanpa sensasi, tanpa ledakan-ledakan seru. Mungkin kalau diibaratkan sebuah benda hidup yang aneh, aku ini seperti tanpa ekspresi. datar. Melongo, terlihat tolol dan bodoh tanpa ada perubahan macam-macam.


Aku merindukan kehidupan yang penuh ledakan-ledakan setiap harinya yang membangun kepribadianku menjadi kepribadian yang kuat dan semangat. Aku merindukan keadaan di mana aku sangat-sangat merasa ada di rantau, jauh di rumah dan sangat rindu kampung halaman. Entah kenapa dan bagaimana caranya. Yang jelas aku merasa tidak di rantau, dan lingkungan memanjakanku seperti di kampung sendiri (hanya saja jauh dari keluarga memang). 
Orang-orang yang kelewat ramah di sekelilingku bukannya aku tak syukuri, aku sangat-sangat mensyukurinya. Tapi aku merasa ketinggalan dengan teman-teman yang berada di rantau yang sesungguhnya. Hidupnya keras dan penuh perjuangan. Sehingga prinsipnya adalah "apa yang kita dapat adalah selalu sama dengan apa yang kita keluarkan". 


Dari segi materi aku juga datar. Kadang jika labilku kambuh seringkali aku mengutuk diri, kenapa aku tidak berkembang agar sedikit punya peran dalam keluarga. Tapi pikiran jauhku kembali menggedor kepalaku dan menyadarkan untuk menerima kenyataan bahwa di dunia nyata aku begini adanya. Kadang aku merasa payah, tidak memiliki nilai lebih, dan tidak-sedikit-punya-keberanian untuk melakukan gebrakan pada hidupku sendiri. 


Sungguh, hidup secara damai-damai dan datar-datar saja ternyata tak enak juga. Rasanya menjadi manusia payah yang tak bisa berbuat apa-apa. Rasanya tidak berkembang (bantet,red) seperti kerupuk yang digoreng kurang minyak. Rasanya mendengar kisah-kisah penuh perjuangan dari teman-teman adalah pedih, seakan-akan hanya aku sendiri yang terkurung dalam ruang hampa udara. Pengap, sunyi, tumpul, bisu, menyedihkan.
Rasanya aku terlalu lama bersembunyi. Menjauh dari kabar angin yang bersiar penuh tatapan tuntutan untuk aku jauh melangkah. Sementara aku hanya berdiri diam, mematung, bergeming tanpa ada gerakan sedikitpun. Membisu pada dunia. 


Jiwaku yang merindukan sebuah hidup penuh perjuangan, seperti seekor burung yang hanya diam dalam sangkar, menjalani rutinitas tanpa ada perbedaan setiap harinya. Datang, duduk, pulang, tidur, dan besok datang, duduk, pulang tidur. Dengan lingkungan yang begitu ramah, keadaan ekonomi pas-pasan, hanya itu yang bisa aku lakukan. Ironis..


Sekalinya ingin melakukan hal yang berbeda, maka aku harus menahan gigit jari kesakitan untuk hal lain yang tak terjangkau. Motto perjalanan hidupku dalam segi ekonomi bukan seperti temanku "Apa yang kita dapat sesungguhnya sama dengan apa yang kita keluarkan", tapi kisah perjalanan "hidup datar"ku menceritakan bahwa "jika ingin sesuatu, maka harus ada sesuatu yang lain yang dikorbankan", tak pernah ada kelebihan.


Hidup yang Statis, aku bosan. Aku ingin bergerak, terbang bebas seperti burung di hutan. Bukan burung dalam sangkar. Lalu aku nikmati dan petik pahit manis dunia, menemukan apa yang aku cari. Dengan semangat perjuangan aku mencari rizki yang bisa membuatku melakukan hal lebih banyak untuk hidupku dan hidup orang lain. Kembali pulang ke sarang, menceritakan kepada Ibu apa yang selama ini aku temui, tenang di pelukannya, mengumpulkan kembali semangat untuk Terbang lebih tinggi dari sebelumnya. 

Seperti halnya lagu yang selalu kunyanyikan semasa kecil,
Aku ingin memetik bintang.


"Bintang kecil di langit yang tinggi
 Amat banyak menghias angkasa
 Aku ingin terbang dan menari
 Jauh tinggi ke tempat kau berada"

Aku ingin Dinamis.

Tuesday, November 15, 2011

Holding + seperangkatnya




Narsis dulu yah.. :D




lagi pengen nyengir aja.. heu



narsis dulu deh ah..

Cherry belle.. ^^ 



Friday, November 11, 2011

Cinta Itu...

Selamat hari cinta..... ^^ Oops.. karena sekarang 11-11-2011, banyak banget orang yang nikah.. hehe jadi aja inisiatif bilang hari ini hari cinta.. 
Aku mau numpahin corat coret lagi kawan, tentang hal klasik yang tak henti-hentinya menjadi perbincangan dunia. Cinta..

Check it out..







Cinta itu pembiasan. Definisinya beragam tergantung dari sudut mana orang memandang. Cinta kadang terlihat Merah bila dilihat oleh perasaan marah. Cinta kadang terlihat buram bila dilihat oleh perasaan cemburu. Cinta kadang kuning pucat jika dilihat perasaan sedih. Cinta kadang terlihat pink jika dilihat oleh perasaan bahagia.

Beberapa kesakitan menyalahkan cinta. Beberapa kebahagiaan berterimakasih karena Cinta. Cinta itu macam-macam rasanya. Klasik membahas hal ini. Tapi toh itu hal yang tak pernah bisa terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. 


Cinta itu Indah

Cinta itu indah untuk jiwa yang bahagia karenanya. Cinta bisa jadi penyemangat, pemberi stimulus untuk berjalan melangkah melewati kehidupan dengan perasaan bahagia. Saling memotivasi, saling mengerti, saling mendengarkan, saling menerima kekurangan satu-sama lain. Cinta itu indah jika perasaan kita terbalas. Cinta itu indah jika kita bisa dicintai oleh orang yang kita cintai. Cinta itu indah jika orang yang mencintai kita membuat kita jatuh cinta padanya. Cinta itu indah jika ada hukum timbal balik. Cinta itu Indah jika SALING memberi keindahan.


Wednesday, November 2, 2011

Hujan

Hujan masih mengguyur kota ini
Deras, mengalir membasahi
Dingin
Menusuk, membekukan


Aku masih berdiri di tengah hiruk pikuknya
Sendiri tanpa keramaian


Aku memeluk harap yang tertanam dalam hati
Bersyukur,
Hujan masih sudi basahi aku


Bahagia,
Tenggelam dalam dingin yang tak semua orang dapatkan
Berisik dengan diskusi antara diri sendiri
Aku harus melangkah
Biarpun hujan ini menahanku
Ia tlah berbaik hati mendinginkan panas jiwaku



Contributors