Wednesday, April 18, 2018

Mungkin Aku Cacat Rasa



Aku tidak dapat mendengar
Suara-suara protes bersahut
Mengapa mulut masih tertawa

Memasang wajah penuh canda
Bergelak
Membuat orang lain terpingkal

Sesekali mencerna bahasa isyarat kalbu
Bertopeng muka ceria
Terbahak-bahak palsu
Mungkin aku cacat rasa.

Bekasi, 18 – 4 – 2018

Tuesday, April 17, 2018

SNMPTN 2018

17 April 2018, Hari ini pasti hari yang ditunggu-tunggu banget buat para siswa kelas 3 Sekolah Menengah Atas dan sederajat. Gimana ngga, hari ini jam 17:00 ada pengumuman kelulusan PTN lewat jalur SNMPTN (jalur prestasi atau yang dulu disebut PMDK jalur undangan). Di penerimaan jalur ini biasanya penilaiannya berdasarkan prestasi siswa dan nilai raport semester 1-5. Berarti untuk satu hari ini bukan ditentukan sehari aja, tapi dari awal masuk sekolah sampai ke tingkat tiga. Ada yang bersuka cita karena lulus, ada yang bersedih karena tidak lulus, dan ada yang biasa-biasa saja karena memang tidak daftar.

Bagiku? Aku malah hampir sama sekali tidak mengenal apa itu SNMPTN, PMDK, SMBPTN, UMPTN dan teman-temannya yang lain. Saat hendak lulus yang kupikirkan adalah bagaimana supaya bisa hidup mandiri di usia 17 tahun. Bagaimana? Ya dengan terus mencari informasi lowongan kerja, tetapi sayangnya cuma pekerjaan-pekerjaan tertentu yang mempekerjakan anak di bawah usia 18 tahun. Tapi akhirnya aku dapat bekerja juga dan loncat-loncat seperti bajing dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain. Dua kali resign, satu kali habis kontrak, dan satu kalinya lagi masih bertahan sampai sekarang. Aku sama sekali tidak berani bermimpi duduk di perguruan tinggi negeri bahkan keinginan untuk kuliah saja aku kubur dalam-dalam meski pada akhirnya dengan segala keterbatasan aku berhasil juga lulus dari salah satu PTS di Jakarta sambil bekerja di sebuah perusahaan manufaktur sampai sekarang. Meskipun kabar buruknya aku sudah tidak mengerti lagi apa itu cita-cita, passion, dan segala teman-temannya. Aku hanya berbekal ketika kita memilih suatu pilihan yang baik, maka selesaikanlah pilihan itu.

Orang hidup memiliki dua pilihan, realistis atau idealis. Beruntunglah orang yang bisa hidup idealis tetapi kebutuhan realistisnya tercukupi. Tapi hanya orang berani yang memilih hidup idealis dengan segala ketidakmungkinan. Sedang diriku sendiri memilih bisa bertahan hidup meskipun harus mengorbankan apa itu cita-cita dan passion. Aku akui itu terlampau pengecut karena begitu saja mengubur mimpi-mimpi besar sejak aku mengenal apa itu cita-cita. Terkadang terlintas dalam benak, andai dulu aku usaha lebih keras, andai dulu aku lebih percaya jika berusaha kita pasti bisa, mungkin sekarang aku sudah jadi orang, tidak seperti sekarang ini. Tapi toh setiap jalan hidup sebenarnya memiliki hikmah masing-masing. Jika kita selalu bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, maka kita tidak akan bernah belajar apa itu arti keihlasan.

Kabar baiknya untuk yang belum lulus maka janganlah berkecil hati. Masih ada kesempatan SBMPTN beberapa minggu lagi. Sedangkan untuk adik-adik yang masih memiliki mimpi besar, berusahalah dengan keras, berdoalah kepada sang Maha Pengasih tapi setelah itu serahkanlah kembali semuanya kepadaNya. Bagian terpenting dari menjalani kehidupan adalah berusaha semaksimal mungkin melakukan yang terbaik, tetapi menyerahkan kembali semua urusan kepada yang Maha Kuasa. Dengan begitu, rasa kecewa hanya akan lewat sebentar saja, dalam hal apapun. Saat masuk PTN jalur prestasi, bersyukurlah, karena di luar sana banyak yang menginginkan kelulusan itu tapi masih belum berhasil. Bagi yang belum lulus, bersyukurlah karena masih diberi kesempatan untuk mencoba, di luar sana banyak sekali orang yang tidak berani berangan-angan duduk di perguruan tinggi meskipun swasta. Bahkan banyak sekali yang bermimpipun merasa tak layak. Bagi yang memilih hidup mandiri dengan langsung bekerja sepertiku, bersyukurlah, di luar sana masih banyak orang mencari pekerjaan. Bagi yang masih mencari pekerjaan, bersyukurlah mungkin itu kesempatan untuk sedikit bersantai, diluar sana banyak orang tenggelam dalam kesibukan sampai lupa tidur lupa makan. 

Maka untuk adik-adikku yang belum berhasil jangan patah semangat, anak muda yang baik itu pantang menyerah dan tetap sabar. Terus berusaha tanpa lelah tapi tetap bersyukur menjalani takdir terbaik yang digariskanNya.


Semangat,


Bekasi, 17 April 2018

Monday, April 16, 2018

P a s a r M i n g g u - B e k a s i

Di jejak ini,
Dengan hati rindu, airmata menetes
Kutemui kau dalam pejam mata lelah
Ular raksasa melaju kencang,
Aku di dalamnya.

Menatap lekat jalanan gelap penuh rel,
Bukan sedang mengadu nasib,
Bukan sedang mencari peruntungan,
Bukan mencari berlian yang abstrak,
Karena bukankah berlianku ada padamu?
Di bawah kakimu.

Setiap rindu selalu diuji saat berjauhan,
Diuji setia pada petuah yang banyak orang tinggalkan,
Kami mencari langkah hidup dewasa,
Harus dibayar dalam perihnya kesepian,
Jauh darimu.

Bu,
Yang terperih dari bagian ini adalah menyadari,
Engkau semakin tua dan letih merindu kami,
Kami semakin sibuk,
Namun kau tak pernah lelah berdoa,
Menghangatkan, melindungi, menguatkan langkah.


13 Agustus 2017
20:36


**Memori berdesakan gelantungan di KRL pulang kerja, ngajar bimbel, pulang Bekasi (Cikarang-Kalibata-Bekasi)
     tempat favorit kala pulang malam di KRL, di depan pintu. **

S i l o g i s m e R a n d o m

Bagaimana aku cinta?
Dalam pertidaksamaan tak terselesaikan,
Remah-remah simbol tanpa definisi,
Mengabut mendung di atas kepala

Bagaimana aku rindu?
Sedang kutahu ada yang lebih berhak dirindu
Dialah, sang pencipta rindu.

Bagaimana kumenangis?
Bahkan sejuta benda angkasa saja menurut apa kata takdirnya,
Tak berhak melawan, tak pantas menentang.

Bagaimana aku mencinta, merindu, menangis,
Sosok tanpa nama yang tak pernah kulihat, kukenal, kutemui,
Jika bukan karenaNya
Maka cinta, jika dan hanya jika, kau mencintaiNya.


Bekasi, 2 November 2017

Contributors