Saturday, July 14, 2018

Mungkin atau Memang

Hai..
I think it so long time that I don’t post something to this blog. Tulisan kali ini mungkin lebih mirip ke curcol kayaknya. Udah lama ngga senam jari. Bahasanya juga sengaja aku pilih yang santai-santai aja. Tujuannya mungkin lebih ke untuk merasakan manfaatnya yaitu sedikit lega. Menulis itu menenangkan. Ya rasanya saat ini aku lagi butuh nulis aja.


Pernah gak sih ngerasain masa di mana semua hal berasa canggung banget? Kalian ga tau mau ngapain, tapi dengan diampun kalian merasa salah. Pengennya pergi maen tapi ga tau mau kemana. Pengennya jalan-jalan tapi gak tau sama siapa. Kalo dari segi kalbu mungkin ini masa di mana orang sedang jauh dari Tuhan. Yup, emang sih seringnya aku ngerasain kayak gini kalo lagi menstruasi, di mana segala hal itu rasanya gabut dan mager, karena muka gak kebasuh air wudhu bisa jadi. Tapi orang-orang di sisi seberang mungkin akan nyinyir dan berkata “Kenapa sih apa-apa selalu dikaitin sama agama, itumah elunya aja kali yang lagi kesepian.” Yup ada benernya juga. Tapi aku gak setuju dengan ketidaksetujuannya mengaitkan segala sesuatu dengan agama. Karena aku manusia yang beragama dan pastinya percaya dengan adanya kehidupan setelah mati, maka harus juga aku percaya bahwa apa yang aku lakukan di saat hidup itu sudah di dalam koridor menuju kehidupan yang abadi. Jadi segala sesuatunya ya emang selalu ada hubungannya sama sang pencipta, yang cara untuk meyakininya adalah dengan beragama.

Okelah masalah pembahasan ini mungkin terlanjur ngawur. Emang kadang isi kepala ini runyam banget sama banyak hal. Walhasil jadi berbentrokan dan ga ada yang bisa dikeluarin saking ributnya di dalem keburu meledak. Jadi ini aku pengen ngobrol mungkin intinya. Tapi semakin tua semakin menuju kedewasaan rasanya ngga setiap orang bisa diajak ngobrol. Bukan, bukan maksudnya aku mengkastakan orang-orang. Sama sekali bukan. Duh gimana ya, jadi makin kesini tu makin berasa bahwa kehidupan semua orang itu menjadi lebih privat. Aku lebih kepada merasa takut mengganggu gitu. Apalagi kebanyakan orang-orang sudah punya kehidupan keluarganya masing-masing. Dalam beberapa tahun aja masalah teman-menemani jadi pelik begini ya. Padahal pas usia mau 24 aja masih santai-santai aja, banyak teman bisa diajak pergi, dan ga ngerasa canggung kalo mau ngajak siapa-siapa.


Saat kamu banyak yang dirasa, tapi gak bisa mengeluhkan kemana-mana karena takut dibilang gak dewasa, saat kamu merasa banyak ingin bicara, tapi takut isi yang kamu bicarakan ngga terlalu penting bagi pendengar bicaramu, maka di situ kamu hanya bicara dengan dirimu sendiri. Mungkin ini yang dinamakan kesepian. Sepi karena memang semua orang mulai pergi meninggalkan hidupmu, tak ada lagi saling sapa seperti dulu, keingintahuan akan kabar, atau memang hanya perasaanmu saja. Atau juga mungkin karena terlalu banyak hal instan yang dikonsumsi sehingga kamu ngga lagi menikmati saat eksklusif bisa sendirian, semua hal jadi terasa mudah membosankan, dan  Atau memang karena kamu sedang jauh, dari Tuhan?

No comments:

Post a Comment

Please keep our comment polite :)

Contributors